ETIKA
KRISTEN
“Keadilan,
Perdamaian Dan Keutuhan Ciptaan”
Oleh:
NAMA : ROMA
PANDIANGAN
NPM : 11150276
GRUP :
B
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya
lah kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “Keadilan,
Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan” yang penulis susun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Kristen.
Penulis
mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan sehingga
hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak
kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Besar
harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan
tambahan bagi penilaian Bapak Pdt. Faber S.Manurung, STh, MSc, MM dan
mudah-mudahan isi dari makalah penulis ini dapat di ambil manfaatnya
oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini terselesaikan.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Etika
Kristen.
Terima Kasih
Medan, 23 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………..…ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang ……………………………………..……………………..........1
B. Rumusan
Masalah....………..………………………..……………..………......1
C.Tujuan
Penulisan Makalah……………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Keadilan Menurut Konsepsi Alkitab.................................................................. 3
B. Perdamaian Menurut Konsepsi Alkitab ……..………………………………...4
C. Keutuhan
Ciptaan Menurut Konsepsi Alkitab.....................................................4
D. Hubungan
Keadilan, Perdamaian Dan Keutuhan Ciptaan..................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………...8
B.
Saran.....................................................................................................................8
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………..........9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keadilan, Perdamaian, dan
Keutuhan Ciptaan pada hakikatnya adalah nilai-nilai Kerajaan Allah. Pada
dirinya, Allah sendiri terlibat dan bertekad menjadikan dunia ini sebagai
tempat yang adil dan damai, memberikan kehidupan yang bermartabat bagi setiap
makhluk.
Di antara nilai-nilai Kerajaan
Allah, keadilan dan perdamaian menempati tempat kunci. Dalam Sabda Bahagia,
piagam Magna Carta Kerajaan Allah,
Yesus menyatakan bahwa orang yang berbahagia adalah mereka yang lapar dan haus
akan keadilan, dan mereka yang dikejar-kejar karena alasan ini, “milik
merekalah Kerajaan Surga” (Mat 5,6.10). Sama halnya berbahagialah mereka yang
“membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat 5,9). Yesus
sendiri pertama-tama mengupayakan Kerajaan Allah dan Keadilan-Nya, dan
menunjukkan rasa lapar dan haus akan keadilan dan dikejar-kejar karena hal itu.
Dia sendirilah yang menjadi sumber, pemberi, dan penyebab perdamaian.
Semua ciptaan tercakup dalam
anugerah kebebasan yang ditawarkan oleh peristiwa Kristus “seluruh dunia yang
tercipta dengan penuh keinginan menantikan pewahyuan putera-putera
Allah...dunia sendiri akan dibebaskan dari perbudakan kesalahan dan akan ambil
bagian dalam kebebasan mulia anak-anak Allah” (Rom 8,19-21). Jika segala
sesuatu di surga dan di bumi diciptakan dalam Kristus, ciptaan pertama, dan
jika di dalam Dia mereka terus meng-ada, maka dalam kematian dan
kebangkitan-Nya, Kristus mendamaikan segala sesuatu: seluruh alam semesta,
segala sesuatu di langit dan di bumi (lih. Kol 1,15-20).
B. Rumusan Masalah
1.
Apa makna Keadilan Menurut Konsepsi Alkitab ?
2.
Apa arti Perdamaian Menurut Konsepsi Alkitab ?
3.
Apa arti Keutuhan Ciptaan Menurut Konsepsi Alkitab ?
4.
Bagaimana Hubungan Keadilan, Perdamaian Dan Keutuhan Ciptaan ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1.
Untuk mengetahui makna keadilan menurut konsepsi alkitab.
2.
Untuk mengetahui arti perdamaian menurut konsepsi alkitab.
3.
Untuk mengetahui arti keutuhan ciptaan menurut konsepsi alkitab.
4.
Untuk mengetahui hubungan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan .
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Keadilan
Menurut Konsepsi Alkitab
Kata
keadilan dalam Alkitab berasal dari istilah “tsedeq” yang artinya “lurus”.
Istilah keadilan dalam alkitab selalu berkaitan dengan tingkah laku dan moral
para hakim dalam menjalankan tugasnya. Keadilan selalu di kaitkan dengan
keadilan Allah di dalam perjanjian Allah dan keadilan Allah itu selalu
dikaitkan dengan janji Allah untuk memelihara dan menyelamatkan umatNya.
Perwujudan dari keadilan Allah berarti baik tindakan penyelamatan yang di beri
Allah bagi umatNya maupun tindakan penghukuman terhadap musuh-musuh umatnya.
Tetapi sebaliknya keadilan dapat berarti penghukuman terhadap umat
Tuhan bila ternyata bahwa mereka tidak setia atau mengingkari ketaatannya
kepada hukum-hukum Allah, sebagai tanda dan konsekuensi keterikatannya dengan
janji Allah.
Didalam
alkitab kita mempelajari bahwa unsur kasih merupakan unsur yang sangat dominan
dan menentukan didalam perumusan dan pelaksanaan keadilan itu. Seperti yg
diucapkan Paul Tillich, ”Kasih tidak berbuat lebih dari apa yang dituntut
keadilan, namun kasih itu menjadi keadilan, kasih itu menjadi prinsip yg mutlak
dari keadilan”
Prinsip-prinsip keadilan
yaitu:
1.
Prinsip kesehjahteraan
2.
Prinsip kecukupan
3.
Prinsip kesamaan
4.
Prinsip personalitas
5.
Prinsip persaudaraan
Didalam perjanjian baru jelas terlihat
bahwa pengabdian yang dilakukan kepada Tuhan Yesus juga meliputi pengabdian
kepada orang-orang yang berkekurangan, sakit, tertindas, terkurung dan orang
asing (matius 25:31-46). Keadilan harus ditegakkan dengan nyata melalui
hubungan antara sesama manusia dengan masyarakat lainnya. Keadilan juga berlaku
bagi tatanan alam, masyarakat dan korelasi antara manusia dan sesamanya. Dalam
keadilan terwujud harmoni, keseimbangan dan keselarasan seluruh unsur-unsur
alam.
B. Perdamaian Menurut Konsepsi
Alkitab
Di
dalam Alkitab istilah “ Perdamaian” berakar dari kata “Syalom” (ibrani) dan
“eirene” (yunani) yang artinya “damai”. “Damai” biasanya dikaitkan dengan
perasaan senang akibat memperoleh suatu benda yang dibutuhkan atau harta,
kebahagiaan atau kesehatan. Setiap individu atau kelompok akan merasakan
kedamaian apabila kehidupan dalam arti kesejahteraan dan keamanan serta
ketentraman jiwa terjamin. Sebaliknya setiap individu tidak akan merasakan
kedamaian bila ia hidup di dalam suasana perang dan kekacauan. Syalom atau
eirene yang berarti selamat dan sempurna selalu diharapkan oleh setiap
individu. Pengharapan ini selalu terdengar dengan ucapan “salam” yang hampir
pada setiap pertemuan dan perpisahan diucapkan seseorang kepada yang lain.
Karna itu sampai akhir hayat manusia, setiap individu selalu mengharapkan
“selamat” di dalam hidupnya.
Dari
kitab Ulangan hingga 1 Samuel menjelaskan bahwa hanya alah saja yang berperang,
berjuang atau memimpin perkelahian, bukan bangsa Israel. dengan memahami nats
ini, akan diperoleh kesan bahwa tidak ada alasan bangsa israel untuk melakukan
perang di sepanjang masa.Sebaliknya, pada saat kedatangan mesias, semua sarana
dan prasarana perang harus dialih-fungsikan menjadi alat pembangunan bagi semua
bangsa di dunia ini.
C. Keutuhan Ciptaan Menurut Konsepsi Alkitab
Seluruh
ciptaan itu baik, baik mahluk (Manusia, hewan ternak, binatang-binatang besar
maupun kecil, ikan, unggas, binatang melata, tumbuh-tumbuhan dll) maupun
ciptaan yang lain hidup di dalam keselaraan serta keutuhan. Mereka saling
menghidupkan dan mencukupkan sejalan dengan kasih karunia pemeliharan tuhan.
Manusia ditempatkan Tuhan sebagi mahkota ciptaanNya. Dia bahkan diberi mandat
untuk menguasai dan menakhlukan seluruh bumi untuk kebahagiaanya. Akan tetapi
dalam tuntunan Roh Kudus manusia juga disadarkan untuk menerima pembaruan
pemahaman makna mandate ilahi dari “ menakhlukan dan menguasai kedalam
mengusahakan dan memelihara” alam ciptaanNya itu.(kej 2:15)
Kenyataan
yg kita lihat sekarang adalah ketidaksetiaan terhadap mandat itu. Manusia
berlomba-lomba untuk mencari kekayaan bagi dirinya sendiri. Penjajahan yang di
lakukan Negara-negara kolonialis membuat mereka kaya raya sementara bangsa yang
dijajah menjadi miskin menderita. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin
semakin dihimpit kemiskinan akibat kemiskinan semula dan
hutang-hutang terhadap Negara kaya.
Ketidaksetiaan
terhadap mandat dari Tuhan menyebabkan kecemburuan sosial antar
gereja-gereja keresahan karena kebanyakan Negara sedang berkembang berhutang
kepada Negara maju maupun karena kesegajaan kepemilikan modal. ilmu
pengetahuaan dan teknelogi serta tatanan social politik.
Akibat tidak langsung dari penguasaan teknologi dan kemajuan yang dijanjikan
teknologi, manusia tergoda untuk mencapai hal-hal yang lebih jauh dari yg mampu
diserap masyarakat.
-
Hubungan manusia dengan ciptaan lainnya
Manusia
dengan ciptaan-ciptaan lainnya hidup saling mendukung dan saling melengkapi.
Hal ini dipahami sebagai suatu kebersamaan yang menuntut berbagai toleransi
hidup yang dapat memberikan kontribusi positif satu sama lain. Kontribusi
positif manusia terhadap binatang dan tumbuh-tumbuhan dapat dilihat dari
tanggung jawab manusia memelihara dan melestarikan kesinambungan hidup binatang
dan tubuh-tumbuhan. Pemeliharaan dan pelestarian ini wajib dilakukan manusia.
Sebab bila manusia lalai dalam tanggungjawab ini maka berbagai binatang dan
tumbuh-tumbuhan yang sangat dibutuhkan manusia di dalam hidupnya akan punah.
Keadaan ini tentu tidak menguntungkan manusia, bahkan dapat mengganggu proses
kebutuhan manusia. Jadi tanggungjawab manusia tidak hanya untuk menikmati
segala sesuatu yang dibutuhkannya dari binatang dan tumbuh-tumbuhan melainkan juga
melestarikan dan memeliharanya sebagai
ungkapan suatu tanggungjawab.
-
Hubungan manusia dengan binatang
Dalam
kisah penciptaan, Allah memberikan mandat kepada manusia untuk menguasai
ikan-ikan di laut, burung-burung di udara dan segala binatang yang merayap di
bumi. Mandat ini diberikan Allah ini merupakan fakta yang membuktikan bahwa
dalam proses penciptaan status dan harkat manusia lebih tinggi dari binatang.
Manusia menguasai binatang dipahami sebagai sebagai suatu tanggungjawab
memelihara dan melestarikan. Manusia menguasai berarti bahwa binatang harus
tunduk kepada manusia. Jadi hubungan manusia dengan binatang dipahami sebagai
hubungan sesama ciptaan Allah yang mana keduanya dibedakan dari segi status dan
harkatnya di hadapan Allah.
-
Hubungan manusia dengan tumbuh-tumbuhan
Hubungan
antara manusia dengan tumbuh-tumbuhan pertama-tama dipahami dari penempatan
manusia di taman Eden. Ditaman Eden manusia bekerja mengusahakan dan memelihara
taman. Tugas dan pekerjaan ini dipahami sebagai tugas dan hakikat manusia. Jadi
bukan sebagai syarat untuk memperoleh sesuatu hasil tertentu. Manusia bekerja
mengusahakan dan memelihara taman dipahami sebagai suatu tugas pengabdian yang
sekaligus menandakan bahwa manusia hidup dan bekerja.
D. Hubungan
Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan
Syalom selalu berorientasi pada
perdamaian masa depan yang ditandai dengan perwujudan damai, keadilan dan
penciptaan sebagai suatu kesatuan yang utuh. Perpaduan ketiga unsur ini sangat
berkaitan dengan keselamatan manusia kini dan di masa depan. Damai sejahtera
ini erat hubungannya dengan keadilan dan kebenaran alam semesta ciptaan Allah.
Penebusan yang dilakukan di dalam diri Tuhan Yesus Kristus tidak saja mencakup
penebusan manusia dari dosa, kematian dan maut. Penebusan juga berlaku untuk seluruh
isi bumi dan ciptaan Allah lainnya. Semua Makhluk dan ciptaan lainnya akan di
merdekakan dari perbudakan kebinasaan dan dimasukkan ke dalam kemerdekaan dan
kemuliaan anak-anak Allah (roma 8:21). Dengan prinsip ini manusia sebagai
ciptaan baru, melalui pembebasan Yesus Kristus dari dosa dan maut, harus
bertanggungjawab terhadap pemeliharaan bumi ini sepanjang abad.
Ciptaan tidak dapat
dipahami hanya menyangkut alam saja. Ciptaan mencakup keseluruhan yang utuh,
termaksuk masyarakat dan lingkungannya, baik unsur politik maupun aneka
keilmuan lainnya. itu sebabnya dalam yoh 3: 16 dikatakan bahwa Allah mengasihi
dunia ini, bukan hanya manusia saja. Jadi keutuhan ciptaan akan terjamin bila
kontinuitas keadilan, perdamaian dan pembebasan terhadap kekerasan dapat
dipelihara secara konsekwen. Untuk mengakhiri diskusi ini perlu dicamkan apa
yang diungkapkan seorang ahli filsafat biologi/matematik yang bernama C.F. von
Weizsacker :
“
Tidak ada kedamaian tanpa keadilan
Tidak
ada keadilan tanpa kedamaian
Tidak
ada keadilan tanpa kemerdekaan
Tidak
ada kemerdekaan tanpa keadilan
Tidak
ada kedamaian antar bangsa, tanpa damai dengan alam
Tidak
ada kedamaian dengan alam, tanpa kedamaian antar bangsa “.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kata
keadilan dalam Alkitab berasal dari istilah “tsedeq” yang artinya “lurus”.
Istilah keadilan dalam alkitab selalu berkaitan dengan tingkah laku dan moral
para hakim dalam menjalankan tugasnya. Perdamaian” berakar dari kata “Syalom”
(ibrani) dan “eirene” (yunani) yang artinya “damai”. “Damai” biasanya dikaitkan
dengan perasaan senang akibat memperoleh suatu benda yang dibutuhkan atau
harta, kebahagiaan atau kesehatan. Setiap individu atau kelompok akan merasakan
kedamaian apabila kehidupan dalam arti kesejahteraan dan keamanan serta
ketentraman jiwa terjamin. Keutuhan ciptaan akan terjamin
bila kontinuitas keadilan, perdamaian dan pembebasan terhadap kekerasan dapat
dipelihara secara konsekwen.
B.
SARAN
Disarankan
Kepada Dewan
gereja-gereja sedunia untuk dapat menyandarkan umat manusia akan tanggung
jawabanya memelihara keutuhan ciptaan, keadilan dan perdamaian.
DAFTAR PUSTAKA
Pangaribuan,
Esra E. 2008. Etika Kapita Selekta.
Pematang Siantar : Lembaga Studi Agama, Pembangunan dan Kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar