SELAMAT DATANG DI BLOG ROMA

Senin, 17 November 2014

Makalah etika kristen " Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan "


ETIKA KRISTEN
“Keadilan, Perdamaian Dan Keutuhan Ciptaan”

Oleh:


                             NAMA       : ROMA PANDIANGAN
                             NPM           : 11150276
                             GRUP        : B




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
 MEDAN
2014


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan”  yang penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika Kristen.
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
 Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan tambahan bagi penilaian Bapak Pdt. Faber S.Manurung, STh, MSc, MM dan mudah-mudahan isi dari makalah penulis ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Etika Kristen.
Terima Kasih



Medan, 23 Oktober 2014


Penulis





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…ii        
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ……………………………………..……………………..........1
B. Rumusan Masalah....………..………………………..……………..………......1
C.Tujuan Penulisan Makalah……………………………………………………....2

BAB II PEMBAHASAN
A. Keadilan Menurut Konsepsi Alkitab.................................................................. 3
B.  Perdamaian Menurut Konsepsi Alkitab ……..………………………………...4
C. Keutuhan Ciptaan Menurut Konsepsi Alkitab.....................................................4
D. Hubungan Keadilan, Perdamaian Dan Keutuhan Ciptaan..................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………...8
B. Saran.....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..........9










BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan pada hakikatnya adalah nilai-nilai Kerajaan Allah. Pada dirinya, Allah sendiri terlibat dan bertekad menjadikan dunia ini sebagai tempat yang adil dan damai, memberikan kehidupan yang bermartabat bagi setiap makhluk.
            Di antara nilai-nilai Kerajaan Allah, keadilan dan perdamaian menempati tempat kunci. Dalam Sabda Bahagia, piagam Magna Carta Kerajaan Allah, Yesus menyatakan bahwa orang yang berbahagia adalah mereka yang lapar dan haus akan keadilan, dan mereka yang dikejar-kejar karena alasan ini, “milik merekalah Kerajaan Surga” (Mat 5,6.10). Sama halnya berbahagialah mereka yang “membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat 5,9). Yesus sendiri pertama-tama mengupayakan Kerajaan Allah dan Keadilan-Nya, dan menunjukkan rasa lapar dan haus akan keadilan dan dikejar-kejar karena hal itu. Dia sendirilah yang menjadi sumber, pemberi, dan penyebab perdamaian.
            Semua ciptaan tercakup dalam anugerah kebebasan yang ditawarkan oleh peristiwa Kristus “seluruh dunia yang tercipta dengan penuh keinginan menantikan pewahyuan putera-putera Allah...dunia sendiri akan dibebaskan dari perbudakan kesalahan dan akan ambil bagian dalam kebebasan mulia anak-anak Allah” (Rom 8,19-21). Jika segala sesuatu di surga dan di bumi diciptakan dalam Kristus, ciptaan pertama, dan jika di dalam Dia mereka terus meng-ada, maka dalam kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus mendamaikan segala sesuatu: seluruh alam semesta, segala sesuatu di langit dan di bumi (lih. Kol 1,15-20).

B. Rumusan Masalah
1.      Apa makna Keadilan Menurut Konsepsi Alkitab ?
2.      Apa arti Perdamaian Menurut Konsepsi Alkitab ?
3.      Apa arti Keutuhan Ciptaan Menurut Konsepsi Alkitab ?
4.      Bagaimana Hubungan Keadilan, Perdamaian Dan Keutuhan Ciptaan ?



C. Tujuan Penulisan Makalah
1.      Untuk mengetahui makna keadilan menurut konsepsi alkitab.
2.      Untuk mengetahui arti perdamaian menurut konsepsi alkitab.
3.      Untuk mengetahui arti keutuhan ciptaan menurut konsepsi alkitab.
4.      Untuk mengetahui hubungan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan .



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Keadilan Menurut Konsepsi Alkitab
                 Kata keadilan dalam Alkitab berasal dari istilah “tsedeq” yang artinya “lurus”. Istilah keadilan dalam alkitab selalu berkaitan dengan tingkah laku dan moral para hakim dalam menjalankan tugasnya. Keadilan selalu di kaitkan dengan keadilan Allah di dalam perjanjian Allah dan keadilan Allah itu selalu dikaitkan dengan janji Allah untuk memelihara dan menyelamatkan umatNya. Perwujudan dari keadilan Allah berarti baik tindakan penyelamatan yang di beri Allah bagi umatNya maupun tindakan penghukuman terhadap musuh-musuh umatnya. Tetapi sebaliknya keadilan dapat berarti  penghukuman terhadap umat Tuhan bila ternyata bahwa mereka tidak setia atau mengingkari ketaatannya kepada hukum-hukum Allah, sebagai tanda dan konsekuensi keterikatannya dengan janji Allah.
                 Didalam alkitab kita mempelajari bahwa unsur kasih merupakan unsur yang sangat dominan dan menentukan didalam perumusan dan pelaksanaan keadilan itu. Seperti yg diucapkan Paul Tillich, ”Kasih tidak berbuat lebih dari apa yang dituntut keadilan, namun kasih itu menjadi keadilan, kasih itu menjadi prinsip yg mutlak dari keadilan”
Prinsip-prinsip  keadilan yaitu:
1.      Prinsip kesehjahteraan
2.      Prinsip kecukupan
3.      Prinsip kesamaan
4.      Prinsip personalitas
5.      Prinsip persaudaraan
 
Didalam perjanjian baru jelas terlihat bahwa pengabdian yang dilakukan kepada Tuhan Yesus juga meliputi pengabdian kepada orang-orang yang berkekurangan, sakit, tertindas, terkurung dan orang asing (matius 25:31-46). Keadilan harus ditegakkan dengan nyata melalui hubungan antara sesama manusia dengan masyarakat lainnya. Keadilan juga berlaku bagi tatanan alam, masyarakat dan korelasi antara manusia dan sesamanya. Dalam keadilan terwujud harmoni, keseimbangan dan keselarasan seluruh unsur-unsur alam.

B. Perdamaian Menurut Konsepsi Alkitab
            Di dalam Alkitab istilah “ Perdamaian” berakar dari kata “Syalom” (ibrani) dan “eirene” (yunani) yang artinya “damai”. “Damai” biasanya dikaitkan dengan perasaan senang akibat memperoleh suatu benda yang dibutuhkan atau harta, kebahagiaan atau kesehatan. Setiap individu atau kelompok akan merasakan kedamaian apabila kehidupan dalam arti kesejahteraan dan keamanan serta ketentraman jiwa terjamin. Sebaliknya setiap individu tidak akan merasakan kedamaian bila ia hidup di dalam suasana perang dan kekacauan. Syalom atau eirene yang berarti selamat dan sempurna selalu diharapkan oleh setiap individu. Pengharapan ini selalu terdengar dengan ucapan “salam” yang hampir pada setiap pertemuan dan perpisahan diucapkan seseorang kepada yang lain. Karna itu sampai akhir hayat manusia, setiap individu selalu mengharapkan “selamat” di dalam hidupnya.
            Dari kitab Ulangan hingga 1 Samuel menjelaskan bahwa hanya alah saja yang berperang, berjuang atau memimpin perkelahian, bukan bangsa Israel. dengan memahami nats ini, akan diperoleh kesan bahwa tidak ada alasan bangsa israel untuk melakukan perang di sepanjang masa.Sebaliknya, pada saat kedatangan mesias, semua sarana dan prasarana perang harus dialih-fungsikan menjadi alat pembangunan bagi semua bangsa di dunia ini.

C. Keutuhan Ciptaan Menurut Konsepsi Alkitab
                Seluruh ciptaan itu baik, baik mahluk (Manusia, hewan ternak, binatang-binatang besar maupun kecil, ikan, unggas, binatang melata, tumbuh-tumbuhan dll) maupun ciptaan yang lain hidup di dalam keselaraan serta keutuhan. Mereka saling menghidupkan dan mencukupkan sejalan dengan kasih karunia pemeliharan tuhan. Manusia ditempatkan Tuhan sebagi mahkota ciptaanNya. Dia bahkan diberi mandat untuk menguasai dan menakhlukan seluruh bumi untuk kebahagiaanya. Akan tetapi dalam tuntunan Roh Kudus manusia juga disadarkan untuk menerima pembaruan pemahaman makna mandate ilahi dari “ menakhlukan dan menguasai kedalam mengusahakan dan memelihara” alam ciptaanNya itu.(kej 2:15)
                Kenyataan yg kita lihat sekarang adalah ketidaksetiaan terhadap mandat itu. Manusia berlomba-lomba untuk mencari kekayaan bagi dirinya sendiri. Penjajahan yang di lakukan Negara-negara kolonialis membuat mereka kaya raya sementara bangsa yang dijajah menjadi miskin menderita. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin dihimpit kemiskinan  akibat kemiskinan semula dan hutang-hutang terhadap Negara kaya.
                Ketidaksetiaan terhadap mandat dari  Tuhan menyebabkan kecemburuan sosial antar gereja-gereja keresahan karena kebanyakan Negara sedang berkembang berhutang kepada Negara maju maupun karena kesegajaan kepemilikan modal. ilmu pengetahuaan  dan teknelogi  serta tatanan social politik. Akibat tidak langsung dari penguasaan teknologi dan kemajuan yang dijanjikan teknologi, manusia tergoda untuk mencapai hal-hal yang lebih jauh dari yg mampu diserap masyarakat.

-  Hubungan manusia dengan ciptaan lainnya
            Manusia dengan ciptaan-ciptaan lainnya hidup saling mendukung dan saling melengkapi. Hal ini dipahami sebagai suatu kebersamaan yang menuntut berbagai toleransi hidup yang dapat memberikan kontribusi positif satu sama lain. Kontribusi positif manusia terhadap binatang dan tumbuh-tumbuhan dapat dilihat dari tanggung jawab manusia memelihara dan melestarikan kesinambungan hidup binatang dan tubuh-tumbuhan. Pemeliharaan dan pelestarian ini wajib dilakukan manusia. Sebab bila manusia lalai dalam tanggungjawab ini maka berbagai binatang dan tumbuh-tumbuhan yang sangat dibutuhkan manusia di dalam hidupnya akan punah. Keadaan ini tentu tidak menguntungkan manusia, bahkan dapat mengganggu proses kebutuhan manusia. Jadi tanggungjawab manusia tidak hanya untuk menikmati segala sesuatu yang dibutuhkannya dari binatang dan tumbuh-tumbuhan melainkan juga melestarikan dan memeliharanya  sebagai ungkapan suatu tanggungjawab.

-  Hubungan manusia dengan binatang
            Dalam kisah penciptaan, Allah memberikan mandat kepada manusia untuk menguasai ikan-ikan di laut, burung-burung di udara dan segala binatang yang merayap di bumi. Mandat ini diberikan Allah ini merupakan fakta yang membuktikan bahwa dalam proses penciptaan status dan harkat manusia lebih tinggi dari binatang. Manusia menguasai binatang dipahami sebagai sebagai suatu tanggungjawab memelihara dan melestarikan. Manusia menguasai berarti bahwa binatang harus tunduk kepada manusia. Jadi hubungan manusia dengan binatang dipahami sebagai hubungan sesama ciptaan Allah yang mana keduanya dibedakan dari segi status dan harkatnya di hadapan Allah.

-  Hubungan manusia dengan tumbuh-tumbuhan
            Hubungan antara manusia dengan tumbuh-tumbuhan pertama-tama dipahami dari penempatan manusia di taman Eden. Ditaman Eden manusia bekerja mengusahakan dan memelihara taman. Tugas dan pekerjaan ini dipahami sebagai tugas dan hakikat manusia. Jadi bukan sebagai syarat untuk memperoleh sesuatu hasil tertentu. Manusia bekerja mengusahakan dan memelihara taman dipahami sebagai suatu tugas pengabdian yang sekaligus menandakan bahwa manusia hidup dan bekerja.

D. Hubungan Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan
            Syalom selalu berorientasi pada perdamaian masa depan yang ditandai dengan perwujudan damai, keadilan dan penciptaan sebagai suatu kesatuan yang utuh. Perpaduan ketiga unsur ini sangat berkaitan dengan keselamatan manusia kini dan di masa depan. Damai sejahtera ini erat hubungannya dengan keadilan dan kebenaran alam semesta ciptaan Allah. Penebusan yang dilakukan di dalam diri Tuhan Yesus Kristus tidak saja mencakup penebusan manusia dari dosa, kematian dan maut. Penebusan juga berlaku untuk seluruh isi bumi dan ciptaan Allah lainnya. Semua Makhluk dan ciptaan lainnya akan di merdekakan dari perbudakan kebinasaan dan dimasukkan ke dalam kemerdekaan dan kemuliaan anak-anak Allah (roma 8:21). Dengan prinsip ini manusia sebagai ciptaan baru, melalui pembebasan Yesus Kristus dari dosa dan maut, harus bertanggungjawab terhadap pemeliharaan bumi ini sepanjang abad.
                Ciptaan tidak dapat dipahami hanya menyangkut alam saja. Ciptaan mencakup keseluruhan yang utuh, termaksuk masyarakat dan lingkungannya, baik unsur politik maupun aneka keilmuan lainnya. itu sebabnya dalam yoh 3: 16 dikatakan bahwa Allah mengasihi dunia ini, bukan hanya manusia saja. Jadi keutuhan ciptaan akan terjamin bila kontinuitas keadilan, perdamaian dan pembebasan terhadap kekerasan dapat dipelihara secara konsekwen. Untuk mengakhiri diskusi ini perlu dicamkan apa yang diungkapkan seorang ahli filsafat biologi/matematik yang bernama C.F. von Weizsacker :
“ Tidak ada kedamaian tanpa keadilan
Tidak ada keadilan tanpa kedamaian
Tidak ada keadilan tanpa kemerdekaan
Tidak ada kemerdekaan tanpa keadilan
Tidak ada kedamaian antar bangsa, tanpa damai dengan alam
Tidak ada kedamaian dengan alam, tanpa kedamaian antar bangsa “.





















BAB III
PENUTUP

    A.  KESIMPULAN
Kata keadilan dalam Alkitab berasal dari istilah “tsedeq” yang artinya “lurus”. Istilah keadilan dalam alkitab selalu berkaitan dengan tingkah laku dan moral para hakim dalam menjalankan tugasnya. Perdamaian” berakar dari kata “Syalom” (ibrani) dan “eirene” (yunani) yang artinya “damai”. “Damai” biasanya dikaitkan dengan perasaan senang akibat memperoleh suatu benda yang dibutuhkan atau harta, kebahagiaan atau kesehatan. Setiap individu atau kelompok akan merasakan kedamaian apabila kehidupan dalam arti kesejahteraan dan keamanan serta ketentraman jiwa terjamin. Keutuhan ciptaan akan terjamin bila kontinuitas keadilan, perdamaian dan pembebasan terhadap kekerasan dapat dipelihara secara konsekwen.

            B. SARAN
Disarankan Kepada Dewan gereja-gereja sedunia untuk dapat menyandarkan umat manusia akan tanggung jawabanya memelihara keutuhan ciptaan, keadilan dan perdamaian.  









DAFTAR PUSTAKA

Pangaribuan, Esra E. 2008. Etika Kapita Selekta. Pematang Siantar : Lembaga Studi Agama, Pembangunan dan Kebudayaan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar