SELAMAT DATANG DI BLOG ROMA

Senin, 16 Desember 2013

EFEKTIF, EKONOMIS, DAN BERWAWASAN LUAS DENGAN E-LEARNING

Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar-mengajar (pendidikan) berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (contents) dan sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning khususnya di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas). Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Infrastruktur di bidang telekomunikasi yang menunjang penyelenggaraan e-learning tidak lagi hanya menjadi monopoli kota-kota besar, tetapi secara bertahap sudah mulai dapat dinikmati oleh mereka yang berada di kota-kota di tingkat kabupaten. Artinya, masyarakat yang berada di kabupaten telah dapat menggunakan fasilitas internet sehingga metode pembelajaran dengan E-Learning merupakan salah satu cara yang praktis untuk belajar-mengajar yang dirasakan seluruh seluruh lapisan masyarakat.




   Apa Itu E-Learning?
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (InggrisElectronic                       learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar.

Berikut beberapa definisi tentang e-learning :
1.      Darin E, Hartley (Hartley, 2001) mendefinisikan e-learning sebagai suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar guru ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lainnya. 
2.      Definisi e-learning menurut LearnFrame.com dalam Glossary of e-learning terms (Glossary, 2001) : e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone.
3.      Definisi elearning menurut Dr. Onno Widodo Purbo dan Antonius Aditya Hartanto (2002), istilah e-learning adalah sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
4.      Definisi e-learning menurut Thomson, Ganxglass dan Simon (2000), definisinya menyatakan : secara jaringan, elearning dapat didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (murid) dengan sumber belajarnya (database, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan. Interaktifitas dalam hubungan tersebut dapat dilakukan secara langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous).
5.      Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk  mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam  pendidikan sebagai hakekat e-learning.
6.      Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam  e- learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet.

 Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan Pengajaran boleh disampaikan secara ‘synchronously’ (pada waktu yang sama) ataupun ‘asynchronously’ (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus menyediakan kemudahan untuk ‘discussion group’ dengan bantuan profesional dalam  bidangnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Sistem pembelajaran elektronik atau e-Learning adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari pekembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.


   Bagaimana perkembangan sejarah E-Learning ?
E-Learning atau pembelajaran elektronik pertama kali di perkenalkan oleh uniersitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-Learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut :
A.      Tahun 1990,
       Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi E-Learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
B.      Tahun 1994,
         Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
C.      Tahun 1997,
            LMS (Learning Management System) seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE.
D.     Tahun 1999,
Sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.


   Apa Perbedaan E-Learning dengan Pembelajaran Konvensional?


                                           

            Pembelajaran e-learning memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan         dengan pembelajaran konvensional. Diantara karakteristik e-learning yang                                   membedakannya dengan pembelajaran konvensional adalah :
v  Pemakai (peserta didik) bebas mengakses tentang objek pembelajaran yang terdapat pada pembelajaran sesuai dengan pengetahuan yang ingin dipelajari peserta didik
v  Peserta didik dapat mengelola sendiri proses pembelajaran dengan mengikuti struktur dalam LMS.
v  Pembelajaran dapat dilakukan lebih interaktif dengan mengaktifkan fasilitas feedback dalam proses pembelajaran
v  E-Learning menyediakan fasilitas multimedia. Keuntungan dengan menggunakan fasilitas multimedia adalah siswa dapat memahami lebih jelas dan nyata karena ada visualisasi materi pelajaran.
v  Pemakai e-learning dapat menyelesaikan permasalahan dan tugas dimana saja. Apabila ingin meningkatkan kemampuan dan ketrampilan juga bisa langsung mengaksesnya lewat browser.
v  Instruktur dapat menjadwal materi secara otomatis untuk diberikan kepada peserta didik pada waktu yang ditentukan.
v  Untuk mengakses segala materi yang ada dalam e-learning peserta didik cukup menggunakan browser.
v  Dalam pembelajaran e-learning siswa dan guru dapat berkomunikasi secara langsung pada waktu yang bersamaan (Synchronous), atau juga pada waktu yang berbeda (asynchronous).

Itulah diantara karakteristik e-learning yang membedakannya dengan karakteristik pembelajaran konvensional.

   Apa Saja Persyaratan dalam E-Learning?
        Ada 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-learning),                    yaitu:

(a) kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (“jaringan” dalam uraian ini dibatasi pada penggunaan internet. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau WAN).
(b) tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta   belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak, dan

(c) tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan (Newsletter of ODLQC, 2001). Di samping ketiga persyaratan tersebut di atas masih dapat ditambahkan persyaratan lainnya, seperti adanya:

·      lembaga yang menyelenggarakan/ mengelola kegiatan e-learning.

·      sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet.

·      rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta belajar.

·      sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar.

·      mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.

   Apa saja Perangkat Lunak yang Dibutuhkan E-Learning?

           Untuk membangun sebuah e-learning selain membutuhkan hardware sebagai perangkat         pembelajaran. Sebuah e-learning juga membutuhkan perangkat lunak. Namanya juga                 pembelajaran virtual betul ga ?
           Oke sobat belajar online, berikut beberapa perangkat lunak yang dibutuhkan untuk                meningkatkan produktifitas pembuatan e-learning.

A. Tool For Authoring : Tool for authoring adalah perangkat lunak (software) yang dibutuhkan ketika membuat materi e-learning. Untuk membuat materi ajar e-learning tersebut, sobat belajar online dapat menggunakan eXe tool.

B. Testing Tool: Testing tool adalah perangkat lunak yang berguna untuk membuat soal-soal ujian, baik itu soal pilihan ganda, essay, matching, dll. Untuk membuat soal-soal online tersebut sobat bisa menggunakan Hot Potatoes.

C. Tool for Offering: Tool for offering adalah tool yang digunakan untuk mengelola administrasi e-learning yang lebih populer dengan nama learning management system(LMS). Untuk perangkat lunak learning management system tersebut sobat dapaat menggunakan Moodle, aTutor, Dukeos, dan lain-lain.

D. Tool for accessing: Tool for accessing adalah tool yang digunakan untuk mengakses learning management system seperti web browser, media player, dan lain-lain.
Itulah jenis-jenis perangkat lunak yang bisa sobat online gunakan untuk meningkatkan kualitas, dan untuk efisien waktu dalam membuat sebuah e-learning.

   Apa Saja Komponen Teknologi/ Infrastruktur E-Learning ?

            Kalau kita lihat dari komponen teknologi/ infrastruktur E-Learning, metode                             pembelajaran dan interaksi penyampaian materi dalam e-learning dibedakan menjadi dua            yaitu :
1.      Synchronous System
Synchronous System adalah aplikasi yang berjalan secara waktu nyata dimana seluruh pemakai bisa berkomunikasi pada waktu yang sama, contohnya ; chatting, tele conference.
2.      Asynchronous System
Asynchronous System adalah aplikasi yang tidak bergantung pada waktu dimana seluruh pengguna lms e-learning bisa mengakses ke sistem lms tersebut dan melakukan komunikasi antar mereka disesuaikan dengan waktunya masing-masing. Contohnya; e-mail.


   Apa Manfaat Belajar Dari E-Learning?

Belajar Dengan E-Learning memiliki banyak manfaat salah satunya ada menurut Bates (1995) dan Wulf (1996) yang terdiri atas 4 hal, yaitu:
1.      Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
2.      Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
3.      Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
4.      Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).

Manfaat lainya, (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997), antara lain :
v       Pertama, Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
v     Kedua, Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan ter-jadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
v      Ketiga, Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
v     Keempat, Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
v      Kelima, Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
v     Keenam, Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
v     Ketujuh, Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional.

Kelebihan e-Learning Dalam bentuk beragam, e-Learning menawarkan sejumlah besar keuntungan yang tidak ternilai untuk pengajar dan pelajar.
v    Pengalaman pribadi dalam belajar : pilihan untuk mandiri dalam belajar menjadikan siswa untuk berusaha melangkah maju, memilih sendiri peralatan yang digunakan untuk penyampaian belajar mengajar, mengumpulkan bahan-bahan sesuai dengan kebutuhan.
v    Mengurangi biaya : lembaga penyelenggara e-Learning dapat mengurangi bahkan menghilangkan biaya perjalanan untuk pelatihan, menghilangkan biaya pembangunan sebuah kelas dan mengurangi waktu yang dihabiskan oleh pelajar untuk pergi ke sekolah.
v    Mudah dicapai : pemakai dapat dengan mudah menggunakan aplikasi e-Learning dimanapun juga selama mereka terhubung ke internet. e-Learning dapat dicapai oleh para pemakai dan para pelajar tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
v    Kemampuan bertanggung jawab : Kenaikan tingkat, pengujian, penilaian, dan pengesahan dapat diikuti secara otomatis sehingga semua peserta (pelajar, pengembang dan pemilik) dapat bertanggung jawab terhadap kewajiban mereka masing- masing di dalam proses belajar mengajar.


    Apa keterbatasan dan kekurangan pembelajaran e-learning ?

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain :
v    Pertama, Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
v    Kedua, Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
v    Ketiga, Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
v    Keempat, Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
v    Kelima, Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
v    Keenam, Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
v    Ketujuh, Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
v    Kedelapan, Kurangnya penguasaan bahasa komputer.


          Pada dasarnya E-learning merupakan suau cara belajar yang praktis yang mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.

So buat kamu yang belum mencoba E-Learning,buruan coba.. Belajar Praktis, Ekonomis, Dinamis dan gak ketinggalan bisa menguasai materi...

Selamat Belajar...  J

E-learning memberikan cara alternatif untuk belajar.
Pemanfaatan e-learning secara optimal pun tergantung dari beberapa kondisi yang perlu dipenuhi. Namun, apa pun cara belajar yang dipilih, semua berpulang kepada si pembelajar.
Tanpa komitmen dan kendali diri, tak ada satu cara belajar pun yang akan berhasil.
Selamat belajar




Terima Kasih Telah Berkunjung........



Sabtu, 14 Desember 2013

LEASING

   A. Definisi leasing
Leasing adalah pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan menggunakan hak opsi (finance lease) maupun tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lesse (pemakai) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Ditinjau dari segi pelaksanaanya, transaksi leasing dapat dilaksanakan sebagai berikut:
         a.     Sewa guna usaha langsung (direct lease)
Dalam transaksi ini lesse belum memiliki barang modal yang menjadiobyek leasing, sehingga atas permintaannya lessor membeli barang modal tersebut.
        b.     Penjualan dan penyewaan kembali (sale and lease back)
Dalam transaksi ini lesse terlebih dahulu menjual barang modal yang dimilikinya kepada lessor dan atas barang modal yang sama kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha antara lesse dengan lessor.
Pihak-pihak yang terlibat dalam leasing yaitu:
      1.     Lessor: perusahaan sewa guna usaha yang memiliki hak atas barang.
      2.     Lesse: perusahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki hak opsi pada akhir perjanjian.
      3.     Supplier: pihak penjual barang yang disewa gunakan.
      4.     Bank: kreditur yang terlibat secara tidak langsung


    B.  Hukum Leasing
Leasing dalam arti financial lease (sewa beli) adalah akad yang batil, karena bertentangan dengan sabda rasulullah saw yang melarang terjadinya dua akad berbeda dalam satu akad. Imam Ahmad meriayatkan “Rasulullah SAW melarang (kaum muslimin) dua perjanjian dalam satu perjanjian”.
Syaikh An-Nabhani menafsirkan, baha makana hadis tersebut adalah Rasulullah SAW melarang adanya dua akad pada satu akad saja. Misalnya seseorang berkata, “saya menjual rumah saya ini kepada anda dengan syarat anda menikahkan putrid anda kepada saya”. Ini tidak boleh, sebab perkataan “saya menjual rumah ini kepada anda” adalah akad pertama (akad jual beli), dan perkataan “dengan syarat anda menikahkan putri anda kepada saya” adalah akad kedua (akad nikah). Kedua akad ini telah berkumpul menjadi satu akad, sehingga tidak dibenarkan sebagaimana hadist Rasulullah SAW di atas. 

    C.   Mekanisme Leasing
     1.     Lesse menghubungi supplier untuk menentukan jenis barang, harga, waktu pengiriman dan jaminan purna       jual.
     2.     Lesse melakukan negoisasi dengan lessor tentang kebutuhan pembiayaan.
     3.     Lessor mengirimkan barang kepada lesse.
     4.     Penandatanganan kontrak oleh lesse dan lessor.
     5.     Pengiriman order beli oleh lessor kepada supplier.
     6.     Pengiriman barang oleh supplier dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan.
     7.     Penyerahan dokumen oleh sulier kepada lessor.
     8.     Pembayaran oleh lessor kepada supplier.
     9.     Pembayaran sewa secara berkala oleh lessee kepada lessor.

     D. Teknik Pembiayaan Leasing
       1)   finance lease atau full pay out leasing
       *   lessee memilih barang modal yang dibutuhkan dan atas nama perusahaan leasing melakukan                          pemesanan, pemeriksaan dan pemeliharaan barang.
       *  Karakter kontrak finance lease yaitu:
  ·      Lessor sebagai pemilik barng yang memiliki umur maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis             barang tersebut.
         Lessee wajib membayar angsuran yang terdiri dari biaya perolehan barang ditambah semua biaya yang         dikeluarkan lessor pada tingkat keuntungan atau spread yang diinginkan lessor.
      2)   Operating lease
*        Lessor sengaja membeli barang modal dan selanjutnya disewakan kepada lessee.
*        Karakter kontrak operating lease yaitu:
·       Lessor sebagai pemilik barang kemudian menyeakan dengan jangka waktu tertentu yang relatif pendek         dibandingkan umur ekonomisnya.
·        Lessee membayar sewa secara berkala yang jumlahnya tidak meliputi biaya perolehan barang serta                bunganya.



    E.   Perbedaan Finance Lease  Dengan Operating Lease

financial lease
Operating lease
Perjanjian tidak dapat dibatalkan
Perjanjian dapat dibatalkan
Masa sewa selama umur ekonomis
Masa sewa relative singkat sekali
Ada hak opsi
Tidak ada hak opsi
Transaksi keuangan
Transaksi sewa-menyewa
Tidak dikenakan PPn
Dikenakan PPn
Bersifat full pay out
Tidak full pay out
Lessor tidak dapat menyusutkan barang
Lessor dapat menyusutkan barang modal


       F.   Keunggulan Leasing Secara Ekonomis
          v  Pembiayaan penuh (100%) tanpa uang muka
          v  Persyaratan tidak ketat, tanpa syarat tertentu
          v  Pembayaran angsuran relative fleksibel
          v  Off Balance Sheet, tidak harus ditentukan dalam rencana
          v  Terkindung Dari risiko keuangan (out of date)
          v  Pembiayaan proyek berskala besar
   v  Tingkat keamanan pembiayaan lebih terjamin