Seiring dengan
perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin pesat,
kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar-mengajar (pendidikan)
berbasis TI menjadi tidak terelakkan lagi. Konsep yang kemudian terkenal dengan
sebutan e-learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi
pendidikan konvensional ke dalam bentuk digital, baik secara isi (contents) dan
sistemnya. Saat ini konsep e-learning sudah banyak diterima oleh masyarakat
dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-learning khususnya di lembaga
pendidikan (sekolah, training dan universitas). Kecenderungan untuk
mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran di berbagai
lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan
di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Infrastruktur di bidang
telekomunikasi yang menunjang penyelenggaraan e-learning tidak lagi hanya
menjadi monopoli kota-kota besar, tetapi secara bertahap sudah mulai dapat
dinikmati oleh mereka yang berada di kota-kota di tingkat kabupaten. Artinya,
masyarakat yang berada di kabupaten telah dapat menggunakan fasilitas internet
sehingga metode pembelajaran dengan E-Learning merupakan salah satu cara yang
praktis untuk belajar-mengajar yang dirasakan seluruh seluruh lapisan
masyarakat.
Apa Itu E-Learning?
Sistem pembelajaran
elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru
dalam proses belajar mengajar.
Berikut beberapa definisi tentang e-learning :
1.
Darin E, Hartley (Hartley, 2001)
mendefinisikan e-learning sebagai suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar guru ke siswa dengan menggunakan media
internet, intranet atau media jaringan komputer lainnya.
2.
Definisi e-learning menurut LearnFrame.com
dalam Glossary of e-learning terms (Glossary, 2001) : e-learning adalah sistem
pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone.
3.
Definisi elearning menurut Dr. Onno Widodo
Purbo dan Antonius Aditya Hartanto (2002), istilah e-learning adalah sebagai
usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di
sekolah ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
4.
Definisi e-learning menurut Thomson,
Ganxglass dan Simon (2000), definisinya menyatakan : secara jaringan, elearning
dapat didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (murid) dengan
sumber belajarnya (database, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik
terpisah atau bahkan berjauhan. Interaktifitas dalam hubungan tersebut dapat
dilakukan secara langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous).
5.
Rosenberg (2001) menekankan bahwa
e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan
serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal
ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan
internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning.
6.
Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan
bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e- learning
digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung
usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet.
Internet, Intranet, satelit, tape
audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik
yang digunakan Pengajaran boleh disampaikan secara ‘synchronously’ (pada waktu
yang sama) ataupun ‘asynchronously’ (pada waktu yang berbeda). Materi
pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks,
grafik, animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus menyediakan kemudahan
untuk ‘discussion group’ dengan bantuan profesional dalam bidangnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Sistem
pembelajaran elektronik atau e-Learning adalah cara baru dalam proses
belajar mengajar. E-learning
merupakan dasar dan konsekuensi
logis dari pekembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning,
peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di
ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat
mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya
yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik
dengan bahan/materi, peserta didik dengan guru maupun sesama peserta didik.
Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan
belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu
peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran.
E-Learning atau pembelajaran elektronik pertama kali di perkenalkan oleh
uniersitas Illinois di Urbana-Champaign dengan
menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction)
dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-Learning dari masa ke
masa adalah sebagai berikut :
A. Tahun 1990,
Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan
aplikasi E-Learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan
CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio)
dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
B. Tahun 1994,
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak
tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan
diproduksi secara massal.
C. Tahun 1997,
LMS
(Learning Management System) seiring dengan perkembangan teknologi internet,
masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi
yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak ,
dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS.
Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi
masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar.
Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline
Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE.
D. Tahun 1999,
Sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web.
Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara
total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya.
LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar.
Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta
penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar,
dan berukuran kecil.
Apa Perbedaan E-Learning dengan Pembelajaran Konvensional?
Pembelajaran
e-learning memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan dengan
pembelajaran konvensional. Diantara karakteristik
e-learning yang membedakannya dengan pembelajaran konvensional
adalah :
v Pemakai
(peserta didik) bebas mengakses tentang objek pembelajaran yang terdapat pada
pembelajaran sesuai dengan pengetahuan yang ingin dipelajari peserta didik
v Peserta
didik dapat mengelola sendiri proses pembelajaran dengan mengikuti struktur
dalam LMS.
v Pembelajaran
dapat dilakukan lebih interaktif dengan mengaktifkan fasilitas feedback dalam
proses pembelajaran
v E-Learning
menyediakan fasilitas multimedia. Keuntungan dengan menggunakan fasilitas
multimedia adalah siswa dapat memahami lebih jelas dan nyata karena ada
visualisasi materi pelajaran.
v Pemakai
e-learning dapat menyelesaikan permasalahan dan tugas dimana saja. Apabila
ingin meningkatkan kemampuan dan ketrampilan juga bisa langsung mengaksesnya
lewat browser.
v Instruktur
dapat menjadwal materi secara otomatis untuk diberikan kepada peserta didik
pada waktu yang ditentukan.
v Untuk
mengakses segala materi yang ada dalam e-learning peserta didik cukup
menggunakan browser.
v Dalam
pembelajaran e-learning siswa dan guru dapat berkomunikasi secara langsung pada
waktu yang bersamaan (Synchronous), atau juga pada waktu yang berbeda
(asynchronous).
Itulah
diantara karakteristik e-learning yang membedakannya dengan karakteristik
pembelajaran konvensional.
Apa Saja Persyaratan dalam E-Learning?
Ada 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik
(e-learning), yaitu:
(a) kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan
(“jaringan” dalam uraian ini dibatasi pada penggunaan internet. Jaringan dapat
saja mencakup LAN atau WAN).
(b) tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh
peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau
bahan cetak, dan
(c) tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta
belajar apabila mengalami kesulitan (Newsletter of ODLQC, 2001). Di samping
ketiga persyaratan tersebut di atas masih dapat ditambahkan persyaratan
lainnya, seperti adanya:
· lembaga yang menyelenggarakan/ mengelola kegiatan e-learning.
· sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap
teknologi komputer dan internet.
· rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh
setiap peserta belajar.
· sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta
belajar.
· mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.
Apa saja Perangkat Lunak yang Dibutuhkan E-Learning?
Untuk membangun sebuah e-learning selain membutuhkan hardware sebagai
perangkat pembelajaran. Sebuah e-learning juga membutuhkan perangkat lunak.
Namanya juga pembelajaran virtual betul ga ?
Oke sobat belajar online, berikut beberapa perangkat lunak yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktifitas pembuatan e-learning.
Oke sobat belajar online, berikut beberapa perangkat lunak yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktifitas pembuatan e-learning.
A. Tool For Authoring : Tool for authoring adalah
perangkat lunak (software) yang dibutuhkan ketika membuat materi e-learning.
Untuk membuat materi ajar e-learning tersebut, sobat belajar online dapat
menggunakan eXe tool.
B. Testing Tool: Testing tool adalah perangkat lunak yang
berguna untuk membuat soal-soal ujian, baik itu soal pilihan ganda, essay,
matching, dll. Untuk membuat soal-soal online tersebut sobat bisa menggunakan
Hot Potatoes.
C. Tool for Offering: Tool for offering adalah tool yang
digunakan untuk mengelola administrasi e-learning yang lebih populer dengan
nama learning management system(LMS). Untuk perangkat lunak learning management
system tersebut sobat dapaat menggunakan Moodle, aTutor, Dukeos, dan lain-lain.
D. Tool for accessing: Tool for accessing adalah tool yang
digunakan untuk mengakses learning management system seperti web browser, media
player, dan lain-lain.
Itulah jenis-jenis perangkat lunak yang bisa sobat online gunakan untuk
meningkatkan kualitas, dan untuk efisien waktu dalam membuat sebuah e-learning.
Apa Saja Komponen Teknologi/ Infrastruktur E-Learning ?
Kalau kita
lihat dari komponen teknologi/ infrastruktur E-Learning, metode pembelajaran dan interaksi penyampaian materi dalam e-learning
dibedakan menjadi dua yaitu :
Synchronous
System adalah aplikasi yang berjalan secara waktu nyata dimana seluruh pemakai
bisa berkomunikasi pada waktu yang sama, contohnya ; chatting, tele conference.
2. Asynchronous System
Asynchronous
System adalah aplikasi yang tidak bergantung pada waktu dimana seluruh pengguna
lms e-learning bisa mengakses ke sistem lms tersebut dan melakukan komunikasi
antar mereka disesuaikan dengan waktunya masing-masing. Contohnya; e-mail.
Apa Manfaat Belajar Dari E-Learning?
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
(time and place flexibility).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a
global audience).
4. Mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as
well as archivable capabilities).
v Pengalaman
pribadi dalam belajar : pilihan untuk mandiri dalam belajar menjadikan
siswa untuk berusaha melangkah maju, memilih sendiri peralatan yang
digunakan untuk penyampaian belajar mengajar, mengumpulkan bahan-bahan sesuai
dengan kebutuhan.
v Mengurangi
biaya : lembaga penyelenggara e-Learning dapat mengurangi bahkan
menghilangkan biaya perjalanan untuk pelatihan, menghilangkan biaya pembangunan
sebuah kelas dan mengurangi waktu yang dihabiskan oleh pelajar untuk pergi ke
sekolah.
v Mudah
dicapai : pemakai dapat dengan mudah menggunakan aplikasi e-Learning
dimanapun juga selama mereka terhubung ke internet. e-Learning dapat dicapai
oleh para pemakai dan para pelajar tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
v Kemampuan
bertanggung jawab : Kenaikan tingkat, pengujian, penilaian, dan pengesahan
dapat diikuti secara otomatis sehingga semua peserta (pelajar, pengembang
dan pemilik) dapat bertanggung jawab terhadap kewajiban mereka masing- masing
di dalam proses belajar mengajar.
1. Synchronous System
Apa Manfaat Belajar Dari E-Learning?
Belajar Dengan E-Learning memiliki banyak manfaat salah satunya ada menurut Bates (1995) dan Wulf (1996) yang terdiri atas 4 hal,
yaitu:
1.
Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara
peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
Manfaat lainya, (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002;
Mulvihil, 1997; Utarini, 1997), antara lain :
v Pertama, Tersedianya fasilitas e-moderating di mana
guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet
secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan
tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
v Kedua, Guru dan siswa dapat menggunakan bahan
ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan ter-jadual melalui internet,
sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
v Ketiga, Siswa dapat belajar atau me-review bahan
ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar
tersimpan di komputer.
v Keempat, Bila siswa memerlukan tambahan informasi
yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di
internet secara lebih mudah.
v Kelima, Baik guru maupun siswa dapat melakukan
diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak,
sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
v Keenam, Berubahnya peran siswa dari yang biasanya
pasif menjadi aktif.
v Ketujuh, Relatif lebih efisien. Misalnya bagi
mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional.
Kelebihan
e-Learning Dalam bentuk beragam, e-Learning menawarkan sejumlah besar
keuntungan yang tidak ternilai untuk pengajar dan pelajar.
Apa keterbatasan dan kekurangan
pembelajaran e-learning ?
Walaupun
demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak
terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997),
antara lain :
Pada dasarnya E-learning merupakan suau cara belajar yang praktis yang
mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik
dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat
saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat
dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
So buat kamu
yang belum mencoba E-Learning,buruan coba.. Belajar Praktis, Ekonomis, Dinamis
dan gak ketinggalan bisa menguasai materi...
Selamat
Belajar... J
E-learning memberikan cara alternatif untuk belajar.
Pemanfaatan e-learning secara optimal pun tergantung dari
beberapa kondisi yang perlu dipenuhi. Namun, apa pun cara belajar yang dipilih,
semua berpulang kepada si pembelajar.
Tanpa komitmen dan kendali diri, tak ada satu cara belajar pun
yang akan berhasil.
Selamat belajar
E-learning memberikan cara alternatif untuk belajar.
Pemanfaatan e-learning secara optimal pun tergantung dari
beberapa kondisi yang perlu dipenuhi. Namun, apa pun cara belajar yang dipilih,
semua berpulang kepada si pembelajar.
Tanpa komitmen dan kendali diri, tak ada satu cara belajar pun
yang akan berhasil.
Selamat belajar